Film Korea “I Can Speak” Mengajarkan Kita Bahwa Kebenaran Tetap Harus Diungkapkan Meskipun Hal Itu Menyakitkan.
![]() |
Nenek Na Ok-boo dan Park Min-jae |
Diawal
cerita film ini terlihat sebagai sebuah cerita
komedi yang menyegarkan dengan karakter nenek Na Ok-boo yang cerewet dan menjengkelkan. Karena tidak
hanya para pegawai kantor pemerintah yang sering diterornya dengan adu-aduan
yang tidak pernah selesai akan tetapi orang-orang yang berjualan di pasar
tempat ia bekerja juga kena imbasnya. Sebagai
penonton jangan sampai bertemu di dunia nyata dengan nenek Na Ok-boo!
Akan
tetap konflik cerita yang sebenarnya
baru akan dimulai ketika nenek Na Ok-boo bersikeras ingin belajar bahasa
inggris, ia meminta Park Min-jae untuk mengajarinya. Berulang kali Park Min-jae
menolak namun berulang kali pula nenek Na Ok-boo membujuk dengan berbagai cara.
Akhirnya walaupun sedikit tidak ikhlas Park Min-jae bersedia mengajarinya
bahasa inggris, tentu dengan persyaratan yang ketat dank keras untuk ukuran
seorang nenek-nenek.
![]() |
Nenek Na-Ok-boo dipengadilan |
Awalnya
nenek Na Ok-boo mengaku kepada Park Min-jae bahwa alasan ia bersikeras belajar
bahasa inggris ialah untuk menghubungi saudaranya di Amerika . Yang sejak kecil
tidak pernah bertemu, saudaranya itu hanya bicara menggunakan bahasa inggris.
Namun
selain itu ada tujuan yang lebih berat, ia belajar bahasa inggris diusia yang sudah tidak muda lagi untuk mengungkapkan kebenaran meskipun kebenaran
itu menyakitkan. Kebenaran yang selama ini ia pendam selama puluhan tahun,
kebenaran yang jika tidak diungkapkan akan selalu menjadi bayangan hitam,
menggerogotinya perlahan-lahan.
Kebenaran
menyakitkan itu harus diungkapkan kepada dunia maka dari itu ia belajar bahasa
inggris tidak peduli betapa sulitnya.
Kebenaran menyakitkan itu ialah Jugun ianfu, istilah untuk menunjuk kepada wanita yang menjadi perbudakan seks selama Peran Dunia II di koloni jepang dan di wilayah perang. Jugun ianfu ialah kisah nyata, kisah yang memilukan.
Ya nenek Na Ok-boo dan temannya dimasa lalu pernah menjadi budak seks tentera jepang. Ia ingin meminta keadilan kepada dunia untuk menyuruh Negara Jepang meminta maaf padanya dan ratusan gadis lain yang pernah disiksa dan menjadi budak seks Tentara Jepang. Ia berkeinginan mengukapannya di pengadilan internasional agar dunia tahu bahwa ia, temannya dan ratusan gadis lain adalah manusia, manusia yang telah direndahkan martabatnya. Manusia yang kini hidup dalam bayang-bayang trauma berkepanjangan. Nenek Na Ok-boo ingin negara jepang mengatakan maaf atas perbuatan tentaranya dimasa lalu. Ia sudah tidak peduli lagi jika orang-orang akan memandangnya jijik setelah mengetahui masa lalunya.
Komentar