![]() |
Grave of Fireflies (1988) |
Secara tidak sengaja saya membaca postingan yang mengulas film-film animasi jepang pilihan di sebuah sosial media. Banyak tanggapan netizen bahwa ada salah satu dalam list film animasi tersebut ada yang mampu membuat penonton sedih sampai ke ubun-ubun. Benarkah begitu ?.
Kisah yang di pertontonkan dalam
film animasi yang berjudul Grave of Fireflies tersebut seperti bukan animasi.
Kisah yang dipertontonkan begitu nyata, nyata dan mampu memberi aura kesedihan
yang tak main-main. Jika ada seseorang menonton dan tidak tersentuh maka
sungguh ia orang yang tangguh.
![]() |
Seita dan Setsuko |
Dikisahkan sebuah negara , Jepang
sedang dilanda perang dengan Amerika. Amerika tidak henti-hentinya mengebom
dari udara, porak-poranda Jepang beserta isi dan manusia-manusia yang
mendiaminya. Semuanya hancur tanpa ampun, rumah-rumah datar dengan tanah, nyawa
manusia seperti tidak artinya. Dimana-mana mayat bergelimpangan seperti
daun-daun gugur di musim semi, terserak
di tanah tiada yang peduli.
Mayat terserak di pinggir pantai, di
bawah puing-puing bangunan yang telah jadi bubur, di kubur dan di bakar secara
masal. Yang masih beruntung dan masih bernyawa harus menanggung kelaparan dan
kesedihan karena sebagain keluarga sudah menjadi korban peperangan itu.
![]() |
Setsuko |
Seita dan Setsuko adalah kakak -beradik
yang menjadi salah satu korban dari hasil kebengisan peperangan. Seita seorang
anak remaja lelaki dan adik kecil perempuannya bernama Setsuko harus lari
kesana- kemari menghindari hantaman hujan bom. Seita menggedong Setsuko
bersembunyi dan ibu mereka juga bersembunyi di tempat berlainan. Selama hujan
bom itu ternyata ibu Seita dan Setsuko terluka sangat parah, seluruh tubuhnya mengalami luka bakar.
Luka itu sangat parah ibu Seita dan
Setsuko tidak bisa diselamatkan. Sementara Setsuko merengek ingin bertemu ibu
Seita menahan sedih didalam hati, ia tidak bisa mengatakan bahwa ibu mereka
sudah meninggal, Setsuko masih begitu kecil . Seita tetap ceria di depan
adiknya Setsuko, Seita tidak punya kekuatan mengatakan bahwa kotak kayu yang
selalu ia bawa itu berisi abu ibu mereka.
Setelah ibu mereka meninggal, rumah
rata dengan tanah dan ayahnya sedang di medan perang Setsuko memutuskan untuk
tinggal dirumah bibi mereka sampai ayah mereka memberi kabar. Awalnya bibi
Setsuko menyambut mereka dengan manis, tapi manis itu tidak bertahan lama, bibi
mereka memperlihatkan tabiat aslinya. Si kecil Setsuko tidak peduli bagaimanapun
keadaan dia tetap saja anak kecil yang polos dan selalu ceria.
Ditengah peperangan itu Setsuko
seperti gadis kecil pada umumnya, selalu riang, berlari kesana-kemari, makan
permen, menangkap kunang-kunang dan melakukan kegiatan dunia anak lainnya.
Sementara bibi mereka sudah mulai gerah karena harus membagi makanan keluarga mereka
kepada Seita dan Setsuko. Suatu hari Setsuko menangis karena bibi mereka ingin menjual
baju-baju peninggalan ibunya untuk di tukarkan dengan satu toples beras.
Akhirnya Seita memutuskan pergi dari
rumah bibinya, membawa kompor, sedikit peralatan dapur dan beberapa perabot
kecilnya lainnya. Seita dan Setsuko menemukan sebuah gua di hutan dekat danau,
mereka berdua tinggal disana. Tempat tidur seadanya, perabot seadanya dan
persediaan beras mereka tinggal sedikit lagi. Meskipun Seita sudah mengambil
tabungan peninggalan ibunya tetap saja bahan makanan sangat langka, di tengah
peperangan tidak ada yang bisa bertani atau memproduksi makanan.
Tidur didalam gua di tengah hutan di
pinggir danau Seita dan Setsuko di temani ratusan kunang-kunang. Ke-esokan
harinya kunang-kunang itu mati dan Seita melihat Setsuko menggali tanah. Setelah
ditanya kenapa berbuat seperti itu dengan begitu polosnya Setsuko menjawab
" Aku menggali kuburan, karena ibu sudah meninggal sama seperti
kunang-kunang ini" Terkejut Seita dari mana Setsuko tahu bahwa ibu mereka
telah meninggal " Bibi memberi tahu kalau ibu sudah meninggal"
.
Pertahanan benteng Seita untuk
selalu terlihat ceria jebol, akhirnya ia menangis memikirkan betapa malanganya
hidup yang harus ditempuh adik kecil kesayangannya. Karena bahan
simpanan makanan mereka sudah habis Seita dan Setsuko makan seadanya, termasuk
mencuri tanaman buah dan sayur, mencuri buah tomat, memungut sisa-sisa makanan.
Suatu hari Setsuko sakit, badannya gatal-gatal merah, dan terlihat kurus serta
diare. Suatu malam kerena tidak tahan melihat adiknya yang menahan lapar
Setsuko mencuri tanaman ubi dan kedapatan pemiliknya, Setsuko di hajar
habis-habisan.
Pemilik kebun tidak ada belas kasih
meskipun Setsuko mengatakan bahwa ia terpaksa mencuri karena adiknya sedang
kelaparan dan sakit. Seita digelandang ke kantor polisi, beruntung polisi
itu tidak menahan Seita. Setiap hari keadaan Setsuko tidak kunjung membaik
sementara Seita harus pergi mencari makanan Setsuko tinggal sendirian di rumah
gua mereka, tidur sendiri di dalam gua menunggu kakaknya pulang.
Sepulangnya Seita dari mencari
makan ia menemukan Setsuko pingsan di rerumputan , ia membawa Setsuko ke
dokter, Setsuko di diagnosa mal nutrisi (Kekurangan gizi) . Seita pulang
membawa sebuah buah semangka, ia meyuapi adiknya yang sudah sangat lemah.
Ketika Seita sedang memasak bubur Setsuko tidak pernah bangun lagi.
Setelah Seita mengkremasi Setsuko
dan memasukan abunya ke kaleng bekas permen adiknya kehidupannya tidak kunjung
membaik. Seita kehilangan semangat hidup, ia menggelandang dan kelaparan dan
akhirnya meninggal di stasiun sambil memegang erat kaleng abu adiknya. Petugas
Stasiun yang menemukan Seita yang tergeletak tidak bernyawa membuang kaleng abu
itu ke semak-semak.
Setelah dilempar ke semak-semak
keluarlah arwah Setsuko bersama kunang-kunang, Setsuko melihat kakaknya
terbaring, Setsuko berlari menuju kakaknya tapi tiba-tiba kakaknya sudah di
dibelakang Setsuko. Seita dan Setsuko bertemu kembali.
****
Malam setelah menonton Grave of
Fireflies saya tidak bisa tidur padahal saya belum sembuh benar dari
sakit, masih jetlag dan besoknya harus kerja. Saya agak menyesal menontonnya di
waktu yang kurang pas, saya menangis tengah malam lupa kalau besok harus masuk
kerja. Film animasi ini membuat yang menontonnya masuk kedalam dunia Seita dan
Setsuko yang begitu malang. Ketika menulis ulang cerita malang Seita dan Setsuko
inipun saya lupa bahwa saya masak air, masakan air saya hampir kering!.
Ngomong-ngomong film animasi Grave
of Fireflies ini di adaptasi dari novel berjudul sama karya Akiyuki
Nosaka. Saya yakin bukunya tidak kalah apik dari filmnya!. Adakah buku ini di
jual di toko-toko buku Indonesia, saya antusias ingin membacanya !
Komentar