![]() |
Ode to My Father |
“Kenangan
adalah berbagai hal yang kau alami di masa lalu masuk kedalam pikiranmu ia bahkan
tidak akan hilang setelah waktu yang lama” Yoon Deok-soo
******
Film
yang disutradarai oleh Yoon Je-kyoon mengisahkan tentang seorang anak bernama
Yoon Deok-soo (Hwang Jung-min) yang sejak kecil harus menjadi kepala keluarga akibat dari
peperangan. Peperangan negaranya Korea utara dengan Cina. Ia, ibu dan dua
adiknya migrasi dari kampung halamannya Korea utara kota Heung-Nam ke Seoul tepatnya di Busan. Di Busan ia tinggal dengan
bibi dari ayahnya, bibinya mempunyai toko bernama Kkotbun
di pasar Gukje Busan. Peperangan
mengakibatkan kampung halaman Yoon Deok-soo rata dengan tanah sehingga dia
tidak bisa kembali lagi kesana.
Menjadi kepala keluarga di usia belia Yoon
Deok-soo harus
merelakan cita-citanya yang ingin menjadi Kapten Angkatan Laut . Yoon
Deok-soo harus
fokus bekerja siang dan malam untuk
menghidupi ibu dan menyekolahkan kedua adiknya sampai ke perguruan tinggi. Bahkan
Yoon
Deok-soo rela pergi ke Jerman untuk menjadi buruh tambang agar adik laki-lakinya
tidak batal kuliah di Universitas Seol. Perkerjaan tambang begitu berat kadang
mempertaruhkan nyawa kalau sewaktu-waktu tambang amblas.Tapi ditengah pekerjaan
yang amat berat itu ia bertemu pujaan hatinya
Yong-ja (Yujin Kim) kebetulan juga orang Korea yang bekerja
sebagai perawat di Jerman.
Kembali ke jerman ia menikah dengan Yong-ja, ekonomi keluarganya belum cukup baik. Dan yang paling membuat Yoon
Deok-soo gusar bukan karena ekonomi keluarganya tidak kunjung membaik , ia gusar karena pamannya ingin menjual Toko Kkotbun karena bibinya sudah meninggal. Ia marah
kepada pamannya, ia tidak ingin Toko Kkotbun dijual . Untuk kedua kalinya Yoon
Deok-soo merantau kali ini bukan kerja di pertambangan tapi ke medan perang di
Vietanam. Yoon Deok-soo menjadi tentara bayaran di Vietnam. Ia bekerja sebagai
tentara bayaran dan siap kalau sewaktu-waktu nyawanya hilang hanya demi mencari
modal untuk membeli Toko Kkotbun. Pulang dari Vietnam ia berhasil membeli Toko Kkotbun sebagai bayarannya sebelah kakinya mengalami cedera dan harus di topang oleh besi.
Perlahan kehidupan
Yoon Deok-soo perlahan membaik, setelah belasan tahun ia juga menemukan adiknya Mak-soon
yang hilang di pelabuhan Hungnam Korea Utara sewaktu perang berkecamuk. Waktu
itu Kapal perang The Meredith Victory membawa 14.000 pengungsi yang berdesakan
membuat siapa saja yang lemah mati terinjak termasuk anak-anak kecil.
Waktu
memang berjalan dengan cepat, Pasar
Gukje Busan tempat Toko Kkotbun berdiri menjelma menjadi pasar yang besar dan
pembangunan terus dilakukan. Sudah banyak yang ingin membeli Toko Kkotbun
dengan harga mahal tapi Yoon Deok-soo tidak ingin menjualnya .“Aku tidak akan
menual toko ini sampai kalian langkahi mayatku!” begitu kata Yoon Deok-soo
setiap kali ada orang yang memaksa ingin membeli toko kesayangannya. Istri, anak-anaknya juga tidak mengerti
kenapa Yoon Deok-soo tidak menjual toko butut tersebut. Padahal kalau dijual Yoon
Deok-soo bahkan bisa membeli gedung bertingkat. Tapi setiap kali anak-anak dan
istrinya membahas tentang penjualan toko tersebut Yoon Deok-soo langsung emosi.
Istri
maupun anak-anaknya tidak tahu bahwa ada harapan dan rindu yang tersimpan di Toko Kkotbun. Ia
tidak ingin menjual harapan dan rindu itu, bahwa di Toko Kkotbun ia dan ayahnya
berjanji akan bertemu . Belasan tahun silam ketika mereka terpisah di Pelabuhan
Hungnam Korea Utara ayahnya menyuruh Yoon Deok-soo menunggu di Toko Kkotbun
milik bibinya di Busan, mereka akan bertemu disana. Karena ayahnya turun dari
kapal yang akan mengakut mereka. Ayahnya turun dari kapal untuk mecari putri
kecilnya, adik bungsu Yoon Deok-soo yang hilang di tengah kerumunan orang.
Yoon
Deok-soo tidak mau Toko Kkotbun dijual, jika dijual ia tidak bisa bertemu
dengan ayahnya.
Film
ini membuat para penonton hanyut dalam perasaan pengharapan dan rindu yang
mendalam yang dirasakan Yoon Deok-soo kepada ayahnya. Ia menunggu ayahnya di Toko
Kkotbun selama belasan tahun, sampai ia tua renta ia tetap menunggu ayah yang
tidak tahu lagi keberadaannya.
Komentar