![]() |
Silenced |
Tidak sengaja saya membaca berita yang di post Tirto.Id di akun instragramnya dengan judul Kasus Bruder Angleo : Negara & Gereja Gagal menghukum Pemerkosa . Berita ini hasil kolaborasi Tirto dan The Jakarta Post , diberitakan bahwa seorang yang mengaku Bruder ( Biarawan Katolik) telah mencabuli dan menyiksa anak-anak panti asuhan yang didirikan oleh Lukas Lucky Ngalngola yang lebih dikenal dengan sebutan “Bruder Angelo” . Ia ditangkap Polres Metro Depok pada 14September 2019. Kasusnya terang benderang tapi nyatanya Bruder Angelo hanya ditahan tiga bulan. Keluar dari penjara ia tidak kapok, ia mendirikan panti asuhan baru!!.
Kasus
Bruder Angelo ternyata terjadi juga di Korea Selatan, yaitu pada peristiwa di
Gwangju Inhwa School pada dasawarsa 2000-an. Bedanya di Korea Selatan kejadian
memilukan itu diangkat ke layar kaca, dibuat film yang berjudul Silenced oleh
produser Hwang Dong-hyuk .
Film Silenced
dibintangi oleh Gong Yoo (Kang In-ho)
dan Jung Yu-mi ( Seo Yoo-jin), dikisahkan ketika Kang In-ho mengajar di sekolah
khusus untuk anak-anak tunarungu (seseorang yang memiliki hambatan dala fungsi
pendengarannya) di Kota Mujin. Pertama kali masuk dan mengajar disekolah
tersebut Kang In –ho merasa sekolah
tersebut sama seperti sekolah khusus lainnya begitupun dengan kepala sekolah,
pengajar, ibu asrama, semua biasa saja
Lambat laun, bau
busuk bangkai tidak bisa selamanya disembunyikan. Bahwa anak-anak malang yang
kurang beruntung tersebut, anak-anak yang seharusnya mendapat perlindungan
nyatanya mereka di siksa secara fisik dan menerima pelecehan seksual. Anak-anak
tersebut secara kontinyu mendapat perlakuan menyeramkan dari orang-orang yang
sudah sepantasnya melindungi, memberi pendidikan dan menyayangi mereka. Anak-anak
malang tersebut disiksa dan dilecehkan oleh kepala sekolah yang tiap tahunnya
mendapat penghargaan sebagai manusia yang peduli HAM, sering di panggil gereja
untuk melakukan ceramah. Mendapat siksaan fisik dari ibu asrama yang seharusnya
menjadi ibu bagi anak-anak tersebut, ibu
asrama yang tidak lain adalah kekasih kepala sekolah. Wakil kepala
sekolah yang merupakan adik kepala sekolah juga sama gilanya dengan kepala
sekolah. Guru-guru yang lain tutup mata dan bahkan ikut melakukan penyiksaan.
Didalam asrama tersebut jikalau bersembunyi anak-anak itu seperti bersembunyi
di balik sebatang rumput. Ada beberapa anak yang mencoba melawan dan kabur
namun berakhir dengan kematian .
Ketika
mengetahui kejahatan tersebut tentu Kang In-ho tidak tinggal diam, ia ingin
mengungkapkan kejahatan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan krooni-kroninya
terhadap anak-anak asrama. Kang In-ho ingin kepala sekolah berserta krooni-kroninya
dihukum , bersama seorang wartawan wanita ia menyelidiki kasus tersebut dan
mencoba meyakinkan anak-anak tunarungu tersebut agar mau bersaksi di
pengedalian.
Tentu saja usaha
mereka banyak menemui jalan terjal dan berlobang, tidak mudah menghadapi
kejahatan yang dilindungi oleh aparat penegak hukum. Karena kepala sekolah
tersebut mempunyai koneksi kuat dengan orang-orang pemerintah, hukum dan
orang-orang kuat lainnya Belum lagi citra yang ditampilkan oleh kepala sekolah
asrama dan kroni-kroninya tersebut adalah citra humanis dan agamis. Masyarakat
dan pemuka agama tidak percaya jika orang yang mempunyai citra humanis dan
agamis dapat melakukan perbuatan brutal terhadap anak-anak yang tidak berdaya.
Kejahatan memang punya banyak rupa, ia bisa memakai rupa humanis dan agamis!!. Kejahatan juga bisa bersarang di tempat penegakan hukum dan hidup aman dalam lembaga-lembaga pemasyarakatan!!.
Komentar