Film-Film
berikut adalah film-film terbaik karya anak bangsa yang ceritanya diadapatasi
dari cerita buku-buku populer . Berikut 11 film inonesia terbaik yang
diadaptasi dari buku .
1. Imperfect
(2019)
![]() |
Imperfect |
Film yang dirilis tahun 2019 dan disutradari oleh Ernest Prakasa bergenre komedi family ini dibintangi oleh Jessica Mila, Reza Rahadian, Yasmin Napper, Dion Wiyiko, Karina Suwandhi dan sang sutrada juga ikut berperan sebagai Teddy. Film ini mengisahkan dan mengakat isu tentang streotif wanita canitik. Bahwa wanita cantik itu harus tinggi, putih bak susu, kurus, berwajah mulus tanpa pori-pori. Dikisahkan Rara yang diperankan oleh Jessica Mila adalah seorang karyawan disalah satu perusahaan besar produsen produk-produk kecantikan.
Diperusahan tempatnya bekerja rara adalah karyawan cerdas dan berkompeten tapi karena tubuhnya yang gendut dan kulitnya hitam kualifikasi rara langsung turun, ia selalu menjadi bahan tertawaan rekan kantor dan ketika ia adalah satu-satunya karyawan yang berhak menduduki jabatan manajemen karena kemampuannya tetap saja terhalang karena penampilannya yang tidak cantik menurut kebanyakan orang termasuk tidak cantik menurut bosnya rara.
“Kita sama-sama tau, lo orang yang paling mampu , tapi di industri kita penampilan juga penting “ begitu kata bos Rara, Kelvin yang diperankan oleh Dion Wiyoko .
Film ini sendiri diadapatasi dari bukunya
Meira Anastasya yang berjudul sama “Imperfect”, Meira anastasya tidak lain
adalah istri dari sutradara film imperfect ernerst prakasa. Cerita buku
imperfect berdasarakan pengalaman
penulis yang pernah insecure karena
bentuk tubuhnya yang tidak ideal menurut kacamata kebanyakan orang. Karena rasa
inecure itulah terbit buku dan film yang berjudul Imperfect.
2. 5
CM (2012)
![]() |
5 CM |
Film yang bergenre Romance, Adventure ini mengisahkan tentang persahabatan 5 remaja yang sudah terjalanin lama Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline Shah), dan Ian (Igior Saykoji) .Kelima sahabat ini selalu menghabiskan waktu bersama lamabat-laun mereka merasakan jenuh dan ingin mencari suasana baru, lalu mereka sepakat untuk tidak bertemu selama tiga bulan.
Dan
pada hari ketika mereka bertemu lagi, mereka akan melakukan perjalanan
menaklukan puncak tertinggi di Jawa
yaitu mendaki puncak Mahameru dan ingin mengibarkan bendera merah putih
dipuncaknya.
Perjalanan
mereka mendaki Mahameru yang penuh rintangan menjadikan 5 sahabat ini makin
mencintai indonesia, mencintai diri mereka
sendiri, dan juga tentu mencintai
persahabatan mereka. Film yang disutradari oleh Rizal Mantovani ini diadapatasi
dari buku best seller yang berjudul sama
5 CM karya Dhony Dhirgantoro terbitan PT Gramedia
Widiasarana Indonesia Tahun 2005.
3. Laskar
Pelangi (2008)
Film yang disutradari oleh Riri Riza yang mengisahkan kehidupan 10 anggota laskar pelangi dari sekolah muhamadiyah Belitung yang hanya mempunyai tiga guru dan beberapa kelas bobrok. Geng mereka dinamai oleh guru mereka Laskar Pelangi karena kesepuluh anak-anak tersebut sangat menyukai pelangi.
10 anggota Laskar pelangi adalah Anak-anak yang ceria dan pemimpi ulung. mereka adalah Ikal si penghayal berambut keriting, Lintang si jenius , Mahar sang seniman eksentrik dan idealis yang penuh dengan ide gila, Harun yang selalu sibuk dengan dunianya sendiri, Sahara si bengis dan satu-satunya perempuan dalam geng Laskar Pelangi, A Kiong Pengikut Mahar, kemudian ada Borek , Kucai, Syahdan, dan Trapani si tampan.
Kisah mereka berlatar pada tahun 1970-an di Desa Gantong di
pulau pertanian dan penambangan timah Pulau Belitung Sumatera . Kesepuluh anggota Laskar Pelangi
ini berjuang melawan kemsikinan dan tetap optimis menghadapi masa depan. Film
ini diadapatasi dari Novel best seller yang sudah diterjemahkan kedalam banyak
bahasa dunia yang berjudul sama karya Andrea Hirata
4.
Sang
Pemimpi (2009)
Film yang juga merupakan adaptasi dari novel
karya Andrea Hirata yang berjudul sama Sang Pemimpi, sekuel dari film Laskar Pelangi.
Film
Sang Pemimpi ini mengisahkan tiga remaja Ikal , dan
saudara sepupunya Arai serta
Jimbron, yang mulai mempertanyakan dan mencari identitas diri mereka. Mereka
mulai merasakan yang namanya krisis identitas diri. dan juga mereka mulai merasakan
manisnya cinta masa remaja, manis seperti gulali.
5. Sang
Penari (2011)
Film
Sang Penari ini diadaptasi dari Novel
berjudul Ronggeng Dukuh Paruk yang terbit tahun 1982 karya salah satu penulis
lawas favoritnya saya, Ahma Tohari.
Berlatar
pada tahun 1960-an yang penuh gejolak politik,
film ini mengisahkan kisah cinta
penari ronggeng yang bernama Srintil (
Prisa Nasution) dan Rasus (Oka Antara) yang berlatar belakang kemiskinan,
kelaparan, dan perang politik .
6. Athirah
(2016)
Film yang diproduseri oleh Riri Riza ini mengisahkan tentang kehidupan Ibunda Bapak Jusuf Kalla Ibu Hajah Athirah. Jusuf Kalla yang pernah menjadi wakil presiden Republik Indonesia selama dua periode.
Dikisahkan bahwa hidup Ibunda Jusuf Kalla Athirah menjadi tidak karuan ketika suaminya, ayah dari Jusuf Kalla membawa wanita lain kedalam kehidupan mereka. Ayah Jusuf Kalla menikah lagi dan ibunya harus berjuang sendirian dengan rasa sakit dan penghinaan.
Ditengah rasa sakit itu Athirah tetap bisa membesarkan anak-anaknya termasuk Jusuf Kalla dengan sangat baik. Film ini diadaptasi dari novel Semi-Biografi yang berjudul sama karya Alberthiene Endah.
7. Filosofi
Kopi (2009)
Filosofi
Kopi adalah film yang mengisahkan tentang dua orang pemuda pecinta
kopi. Jody (Rio Dewanto) memilki
kedai kopi bernama Filosofi Kopi dan ia punya teman bernama Ben sebagai peracik kopi (Chicco Jeriko) .
Kedai Filosofi Kopi terancam bubar karena Jodi harus membayar hutang almarhum ayahnya yang jumlahnya sangat besar. Suatu hari datang seorang pengusaha yang menantang Ben dan Jodi untuk menyajikan kopi terbaik, jika berhasil mereka akan mendapat imbalan uang 1 milyar tapi jika gagal maka sebaliknya mereka harus membayar 1 milyar juga.
Perjalanan
Ben dan Jodi meracik kopi terbaik seperti rasa secangkir kopi, pahit dan manis.
Film Filosofi Kopi ini diadaptasi dari novel yang berjudul sama karya penulis terkenal Dewi Lestari
8. Trinity, The Naked Traveler (2017)
Film
yang dibintangi oleh Maudy Ayunda ini mengisahkan tentang seorang gadis muda bernama Trinity yang
hobi jalan-jalan tapi selalu terkendala dengan statusnya sebagai seorang
pegawai kantoran dan budget yang selalu tidak mendukung. Trinity dilema antara pekerjaan atau passion
atau tuntutan orang tua yang selalu mencecarnya soal jodoh. Film ini diadaptasi
dari buku karya seorang traveler bernama Trinity yang berjudul The Naked
Traveler.
9. Koala
Kumal (2016)
Film
bergenre komedi romantis ini mengisahkan
tentang seorang pemuda Dika (Raditya Dika) yang merupakan seorang penulis yang
sedang kesulitan untuk menyelesaikan bab terakhir novelnya karena ia batal
menikah, kekasihnya Andrea (Acha
Septriasa) selingkuh. Kemudian Dika bertemu dengan gadis yang akan membantunya
menyelesaikan penulisan bab terakhir novelnya dan juga mengubah pandangan hidup
Dika mengenai kehidupan. Film ini diadaptasi oleh novel yang berjudul sama
karya sang bintang utama film ini yaitu karya Raditya Dika sendiri.
10. Bumi
Manusia (2019)
Disutradari
oleh Hanung Bramantyo film ini mengisahkan pemuda bernama Minke yang merupakan
pribumi asli berdarah jawa sedang berperang
dengan batasan sosial, budaya, dan keadaan yang membatasinya. Minke tidak
bisa leluasa mengepresikan cintanya kepada Anelis yang memiliki darah orang
eropa, ia juga tidak bisa leluasa
menulis kritikan kepada pemerintah dan penjajah dengan bebas lantaran ia hanya
pribumi biasa yang sedang dijajah bangsa lain.
Film ini diadatasi dari novel yang
berjudul sama karya Pramoedya Ananta Toer.
11. Sabtu
Bersama Bapak
Seperti
judulnya film ini mengisahkan tentang dua anak laki-laki yang setiap hari sabtu
menonton rekaman nasehat-nasehat dari bapak mereka yang direkam sebelum ia meninggal. Kedua anak tersebut tumbuh dan
menjalani hidup mereka masing-masing sementara ibu mereka hidup sendiri dan tidak
ingin menyusahkan anak-anaknya. Ia menyembunyikan fakta bahwa ia sedang sakit
keras dari anak-anaknya. Film ini diadapatasi dari buku yang berjudul sama
karya Adithya Mulya.
Komentar